Jumat, 18 Mei 2012

Rencong Aceh

Rencong atau Rincong atau Rintjoeng adalah senjata pusaka bagi rakyat Aceh dan merupakan simbol keberanian,keperkasaan,pertahanan diri dan kepahlawanan aceh dari abad ke abad.Menurut salah satu sumber Rencong telah dikenal pada awal Islam Kesultanan di abad ke-13.



DIjaman Kerajaan Aceh Darussalam rencong ini tidak pernah lepas dari hampir setiap pinggang ( selalu diselipkan dipinggang depan ) rakyat Aceh yang rata-rata punya keberanian luar biasa baik pria maupun wanita karena rencong ini bagi orang Aceh ibarat tentara dengan bedilnya yang merupakan simbol keberanian,kebesaran,ketinggian martabat dan keperkasaan orang Aceh sehingga orang-orang portugis atau portugal harus berpikir panjang untuk mendekati orang Aceh.di masa ini Rencong mempunyai tingkatan yang menjadi ciri khas strata nasyarakat, untuk seorang Raj/Sulthan dan Ratu/Sulthanah untuk sarungnya terbuat dari gading dan untuk belatinya terbuat dari emas hingga sampai ke strata masyarakat bawah untuk sarung terbuat dari dari tanduk kerbau ataupun kayu dan untuk belati terbuat dari kuningan atau besi putih tergantung kemampuan ekonomi masing-masing.



Aceh sebagai sebuah kekuatan militer penting di dunia Melayu, dengan persenjataan yang sangat penting. Karena hubungan internasional dengan dunia barat, bentuk rencong juga mulai mengikuti perkembangannya, terutama Turki dan anak benua India.Rencong juga mempunyai kesamaan dengan blade yang dipakai oleh prajurit Turki di masa Sulthan Mahmud kerajaan Ottoman Turki dan juga Mughal scimitar dari beberapa orang dengan gaya rapiers dan daggers ( bahasa bule ) yang bergantung gantung dari ikat pinggangdi tembok gantung Madras, India tahun 1610-1620.

sumber Belanda Yang merujuk pada persenjataan Acehdi abad ke 14. Contoh persenjataan ini dapat dilihat dalam ilustrasi buku baik pada perang kolonial Belanda yang dihasilkan oleh Pusat Data Dokumentasi dan di Aceh pada tahun 1977.

Sebuah majalah artikel populer yang menyatakan bahwa bentuk rencong itu invented di Aceh pada abad 16 pada jaman Sultan AI Kahar,Sultan yang mempunyai hubungan dekat dengan Khalifah Turki Ottoman,disaat meminta bantuan untuk menyerang Portugis.

Menurut salah satu sumber juga,Pada abad ke 18 Tokoh pahlawan sastra Pocut Muhammad untuk memerintahkan membuat rencong sebanyak-banyak karena persediaan baja yang menumpuk,rencong ini dapat dilihat di Museum Praha, Ceko.Rencong yang paling berharga dari abad ke 19 dengan ukiran huruf Arab ada di museum Jakarta .

Di masa lalu,simbolisme Islam dari rencong telah dihubungkan dengan Perang Suci atau jihad.dengan kekuatan senjata ditangan dan keyakinan pada kuasa Allah. Rencong seperti memiliki kekuatan yang ghaib.sehingga si masyarakat Aceh sangat terkenal pepatah :

"Tatob ngon reuncong jeuet Ion peu-ubat, nyang saket yang tapansie Haba."

Di masa Aceh mengusir Portugis dari seluruh tanah sumatra dan tanah malaka serta masa penjajahan Belanda rencong merupakan senjata yang mematikan disamping pedang dan bedil yang digunakan di medan perang, tidak hanya oleh para Sulthan,Laksamana,Pang, Pang sagoe, Uleebalang,Teuku,Teungku Agam,Sayed,HabibCut Ampon ,Cut Abang ( para kaum pria ) namun juga oleh Teungku Inong,Syarifah,Cut Kak, Cut Adoe,Cut Putroe, Cut Nyak ( kaum wanita ). Senjata ini diselipkan di pinggang depan setiap pria dan wanita perkasa Aceh sebagai penanda Keperkasaan dan ketinggian martabat, sekaligus simbol pertahanan diri, keberanian, kebesaran, dan kepahlawanan ketika melawan penjajah Belanda.

Dalam perjuangan dan pertempuran melawan Portugis dan Belanda, sejarah mencatat nama-nama besar pahlawan-pahlawan dan srikandi Aceh, seperti Tgk Umar,Panglima Polem,Teungku Chik Ditiro, Laksamana Malahayati,Pocut Meurah Intan, Pocut Baren, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, dan Teungku Fakinah yang tidak melepaskan rencong dari pinggangnya.

Rencong memiliki makna filosofi religius dan keislaman, Gagangnya yang berbetuk huruf Arab diambil dari padanan kata Bismillah. Padanan kata itu bisa dilihat pada gagang yang melekuk kemudian menebal pada bagian sikunya. Gagang rencong berbentuk huruf BA,gagang tempat genggaman merupakan aksara SIN, lancip yang menurun ke bawah pada pangkal besi dekat gagangnya merupakan aksara MIM, Pangkal besi lancip di dekat gagang yang erupai lajur-lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya melambangkan aksara LAM ,Bagian bawah sarung memiliki bentuk huruf HA, sehingga keseluruhan hurup "BA, SIN, MIM, LAM, HA", susunan huruf yang terbaca membentuk kalimat Bismillah.Ini merupakan lambang yang memperlihatkan karakteristik masyarakat Aceh yang sangat berpegang teguh pada kemuliaan ajaran Islam.


Secara umum rencong atau Rincong yang menjadi senjata andalan dalam sejarah masyarakat Aceh dikenal, ada 5 macam yaitu :

1. RIncong Meucugek :



Mengapa disebut rincong meucugek karena pada gagang rencong tersebut terdapat suatu cugek atau meucugek ( dalam istilah Aceh )seperti bentuk panahan dan perekat.

2. Rincong Pudoi :

Dalam masyarakat Aceh istilah pudoi berarti belum sempurna alias masih ada kekurangan. kekurangannya dapat dilihat pada bentuk gagang rencong tersebut.

3. Rincong Meupucok :

Keunikan dari Rincong ini memiliki pucuk di atas gagangnya yang terbuat dari ukiran dari gading atau emas. Bagian pangkal gagang dihiasi emas bermotif pucok rebung/tumpal yang diberi permata ditampuk gagang,keseluruhan panjang rencong ini lebih kurang 30 cm.bilah terbuat dari besi putih.sarungnya dibuat dari gading serta diberi ikatan dengan emas.

4. Rincong hulu puntong



Keunikan dari Rincong puntong pada Hulu Puntung, dengan belati yang ditempa dengan loga, kepala Rencong dari tanduk kerbau dan sarung dari kayu.

5. Rincong Meukure:

Rincong ini mempunyai perbedaa dengan yang lain pada mata rincong yang diberi hiasan tertentu seperti gambar bunga,ular,lipan dan sejenisnya.

seiring perjalanan waktu senjata Rencong semenjank Aceh bergabung dengan Indonesia sampai sekarang perlahan-perlahan pusaka ini berubah fungsi hanya menjadi barang suvernir atau cenderamata dan pelengkap pakaian adat Aceh pengantin pria.



Semoga Pemerintah daerah dapat menyelamatkan dan melestarikan asset sejarah Aceh dari abad ke abad ysng sangat berharga ini, kalau pusaka ini tidak berharga Aceh tidak akan digelar dengan ACEH TANOH RINCONG.

Turki Bangun Masjid dan Pusat Peradaban Islam

Masjid Peradaban Islam Turki

ISTANBUL -- Seorang arsitektur Turki membuat sebuah rancangan masjid yang juga mencakup pusat budaya dan museum di wilayah Taksim. Masjid yang akan dibuat di atas lahan parkir ini diproyeksikan tak sekedar sebagai tempat ibadah namun juga sebagai pusat pengenalan sejarah dan budaya Islam.

Profesor Ahmet Vefik Alp, seorang arsitek asal Turki mengungkapkan rincian proyek pembangunan masjid rancangannya. Masjid tersebut rencananya akan dibangun di salah satu wilayah sibuk di Istanbul, yakni Taksim. Alp berencana mengubah lahan parkir di daerah dekat Konsulat Jenderal Prancis di Taksim menjadi sebuah masjid dan pusat budaya Islam.

Desain masjid buatan Alp berpedoman pada budaya Taksim dan telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Badan Perlindungan Daerah. Saat ini rancangan tersebut tinggal menunggu persetujuan dari Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

Masjid ini menurut Alp akan diberi nama Taksim Cumhuriyet Camisi (Masjid Republik Taksim) dan menggunakan arsitektur kontemporer.

Hari ini desain tersebut mendapat penghargaan dari The International Union of Architects di Sofia. Alp mencatat, kompleks masjid akan meliputi auditorium, restoran dan museum yang akan berisi dokumentasi sejarah agama-agama dunia. Museum rencananya akan terletak tersendiri di bagian bawah masjid.

"Museum akan dibagi dalam tiga ruangan, yang memuat sejarah tiga kepercayaan yakni Islam, Kristen, Yahudi. Setiap ruangan akan terhubung satu dengan lainnya dengan jalan setapak yang bergerak," kata Alp.

Menurut Alp, masjid Taksim akan memiliki kapasitas 300 orang untuk hari biasa. Sementara untuk hari-hari khusus dimana banyak orang melakukan shalat berjamaah, kapasitas masjid dapat memuat hingga 1500 orang.

Masjid Peradaban Islam 
 
Mesjid Turki

Rabu, 16 Mei 2012

Masyarakat Aceh Lupa akan Sejarah Bangsanya


Bendera AcehBangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa melupakan sejarah bangsanya. Bangsa yang besar, juga bukan bangsa yang terbuai dengan kemegahan sejarah masa lalu. Namun peristiwa inilah yang terjadi pada masyarakat Aceh hari ini.

Sebahagian masyarakat kecenderungan terbuai dengan masa ke-emasan Kerajaan Aceh dibawah kendali Sultan Iskandar Muda. Namun sebahagian lagi bahkan telah melupakan sejarah bangsa sehingga menjadi factor utama keterpurukan bangsa ini.

Sikap mengagungkan kejayaan masa lalu tanpa adanya petikan hikmah dan semangat melakukan perubahan dinilai telah menyebabkan Aceh kian jatuh dan terpuruk selama puluhan tahun belakang. Kondisi ini, kian ditambah dengan konflik serta gempa dan gelombang tsunami yang terjadi di akhir tahun 2004 lalu.

Beberapa peninggalan sejarah di Aceh, seperti makam raja-raja terdahulu, makam ulama besar seperti Syiah Kuala, kini terabaikan. Benteng Indra Patra, indra purwa serta benteng pertahanan yang terdapat di pesisir Aceh Besar, diterlantarkan, sedangkan peninggalan lain, seperti Aceh Hotel, kini telah lenyap tak tersisa.

Bukan cuma itu, pembelajaran tentang sejarah yang minim di tingkat sekolah juga menyebabkan para generasi mudah lupa akan sejarah bangsa. Kondisi ini kian ditambah, dengan minimnya pembukuan tentang sejarah local itu sendri, jual-beli manuship berharga serta ditambah sikap apatis pemerintah dalam merawat peninggalan bersejarah.

Dengan kondisi yang sedemikian kompit, maka pantaslah Aceh diklaim sebagai salah satu daerah yang kurang menghargai jasa para pendirinya. Kondisi ini sudah berlangsung sejak lama sehingga sumber-sumber sejarah yang semestinya mash tertata rapi, kini raib.

Keadaan seperti ini berbeda jauh dengan Negara-negara maju yang melestarikan peninggalan sejarahnya.

Makam Syiah Kuala Yang Terabaikan
Keberadaan Makam Syiah Kuala atau Syech Abdulrauf As-Singkili d Desa Tibang, Kota Banda Aceh, sebenar adalah salah satu bukti dan bentuk penelantaran dari Pemerintah.

Pemugaran Komplek Makam Syiah Kuala yang merupakan salah satu situs sejarah terpenting milik Aceh pasca tsunami tahun 2004 dinilai masih sangat terabaikan dan dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Kondisi ini terlepas dari adanya sengketa kepengurusan antara Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Kota Banda Aceh dengan Yayasan Makam Syiah Kuala (Yamsika) yang kini mengelola komplek tersebut.

Menurut, Drs. H. Machmud Ika, Ketua Yamsika, Makam Syiah Kuala yang merupakan salah satu situs sejarah terpenting milik Aceh pasca tsunami tahun 2004 dinilai masih sangat terabaikan dan dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Namun hingga kini belum ada pihak-pihak yang berniat untuk kembali memugarkannya.

Padahal, peran Syech Abdulrauf atau Syiah Kuala bagi masyarakat Aceh, semasa hidupnya sangatlah besar. Syiah Kuala pernah menjabat sebagai kadhi malkul adil di Kerajaan Aceh pada masa Iskandar Muda hingga Sultanah Kamalatuddin Inayat Syah (baca buku A. Hasyimi, dengan judul 69 tahun Aceh merdeka dibawah pemerintahan para ratu-red).

Syiah Kuala juga pernah menjadi guru besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Serambi Mekkah ini, sehingga namanya diabadikan sebagai nama salah satu universtas terbesar Aceh (Unsyiah-red). Namun semua pengabdiannya tersebut sepertinya tidak penting, sehingga kondisi makamnya saja masih kurang perawatan.

“Kondisi ini kian ditambah dengan adanya sengketa kepengurusan antara Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Kota Banda Aceh dengan kami,” ucap Machmud, beberapa waktu lalu.

Kata dia, akibat adanya sengketa ini, membuat sejumlah donator dan pihak luar yang ingin membangun dan memugarkan komplek makam itu, selalu kesulitan memperoleh izin dari pemerintah. situs sejarah yang seharusnya terlindungi, akhirnya terabaikan.

“Ini yang sangat kami sayangnya. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Kota Banda Aceh dan badan pelayanan perizinan terpadu, sepertinya selalu mempersulit pengeluaran izin pemugaran dan renovasi Komplek Makam Syiah Kuala ini,”jelas Machmud.

Katanya, beberapa waktu lalu, telah ada donator dari Malaysia, bernama H.W.M Fadzil.Z yang ingin memugarkan kompek situs sejarah ini kembali. Rencananya, pembaikan yang direncanakan, memakan biaya hingga ratusan juta rupiah ini akan dilaksanakan pada pertengahan desember 2009 ini.

“Namun karena tidak ada izin, terpaksa kerjasama ini tertunda. Kami berharap ada perhatian khusus dari Gubernur dan Wakil Gubernur mengenai hal ini,”tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pelayanan Terpadu, Drs. Muhammad Yahya, M.Si, melalui surat bernomor 432.2/BP2T/1178/2009 yang ditunjukan kepada Ketua Yamsika, tertanggal 16 Desember, menjelaskan bahwa penolakan izin pemugaran dan pencarian donatur oleh pihaknya, karena adanya surat pertimbangan teknis dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.

“Surat tersebut berisi bahwa Yayasan Yamsika bukanlah ahli waris Makam Syiah Kuala. Atas dasar tersebut, kami tidak bisa memberi izin,”tulisnya.

Sementara Kondisi makam yang hanya dipalangi dengan kayu bercat putih, memberi gambaran ketidak sesuaian antara kiprah sosok Syiah Kuala masa hidupnya dengan kondisi kekinian.

Wisata Sejarah Masih Kurang Diperhatikan
Tidak hanya Makam Syiah Kuala. Banyaknya warisan budaya dan situs sejarah penting yang terdapat di Provinsi Aceh hingga kini, dinilai juga belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sejumlah situs-situs sejarah yang terdapat di Aceh, bahkan terkesan masih terabaikan dan kurang diperhatikan oleh pemerintah.

“Padahal jika dimanfaatkan secara maksimal bisa jadi sebagai pemasukan devisa negara terbesar. Ini keunggulan kita yang belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,”ucap Dr. Misri A. Muchsin, M.Ag, Dekan Fakultas Adap IAIN Ar-Raniry, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, peninggalan sejarah itu seperti Benteng Indra Patra yang terdapat di Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar. Kemudian ada juga peninggalan sejarah lainnya, seperti benteng pertahanan masa peperangan Aceh yang terdapat di sepanjang pesisir Aceh Besar, tetapi kurang mendapatkan perawatan dan hampir hancur karena rusak.

“Banyak situs sejarah lainnya yang memiliki makna sejarah tinggi, tetapi kurang mendapatkan perhatian pemerintah. Hal ini sangat kita sayangkan terjadi,”jelas dia.

Katanya lagi, sejumlah negara-negara maju dan berperadaban tinggi, seperti Mesir, hingga hari ini masih mempertahankan peninggalan sejarahnya. Sejumlah tempat pengawetan Mumi Fir’un, bahkan lokasi sejarah yang selalu dipadati oleh pengunjung setiap harinya.

“Sekali masuk kira-kira dikutip sebesar Rp200.000 untuk pintu utama, dan Rp200.000 lainnya untuk melihat mumi saja. Bayangan jika jumlah pengunjung yang datang ribuan perharinya,”tandas dia.

Untuk itu, katanya, dirinya sangat mengharapkan adanya kepedulian khusus dari Pemerintah Aceh, untuk dapat melakukan perawatan yang maksimal terhadap sejumlah peninggal sejarah Aceh. Jika ini terjadi, dirinya yakin, sector tersebut akan menjadi tambahan PAD yang tinggi bagi Aceh.

Pembelajaran sejarah lokal yang minim di sekolah
Pemerintah Aceh sebenarnya sudah diberikan sebuah kewenangan khusus di bidang agama, pemerintah, ekonomi dan pendidikan. Kewenangan ini diatur dalam Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) bernomor 11 tahun 2006. Namun sayang kewenangan ini tidak digunakan pemerintah untuk kembali mengangkat sejarah local sebagai pendidikan khusus di sekolah-sekolah, atau pelajaran di muatan local.

Pengakuan Azhari, salah seorang guru sejarah di Aceh Besar, pendidikan sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah saat ini masih sangat minim. Pembelajaran sejarah cuma diberikan waktu satu jam dalam satu minggu. Kondisi ini dinilai sangat memprihatikan, dan salah satu sebab generasi muda melupakan sejarah bangsanya.

“Satu jam dalam satu minggu untuk mengajarkan pendidikan sejarah bagi siswa adalah hal yang mustahir. Bagaimana siswa bisa berbakti untu daerah dan negaranya dengan mewarisi siap pahlawan, jika proses pembelajarannya saja cuma diberikan waktu satu jam,”tandas dia.

Belum lagi, tambah Azhari, satu jam waktu yang disediakan untuk mengajar, ternyata adalah cacatan sejarah secara nasional. Sedangkan untuk sejarah local Aceh, hanya mendapatkan ruang beberapa lembar pembahasan.

“Kondisi ini sangat ironis sekali. Sangat salah jika kita menyalahkan generasi muda karena telah melupakan sejarah, sedangkan pelajaran sejarah local yang kita berikan sangat sedikit di sekolah-sekolah,”katanya.

Fitriani, guru sejarah lainnya, kepada penulis juga pernah mengatakan, bahwa dampak dari minimnya pembelajaran sejarah local ini, mengakibatkan pengetahuan masyarakat tentang sejarah Aceh kian sedikit. Jika kondisi ini dibiarkan berlangsung lama, maka akan banyak cacatan penting dari sejarah Aceh yang hlang nantinya.

“Belum lgi jika ada sumber sejarah hidup atau sejarahwan yang kemudian meninggal dunia. Tidak adanya perawatan situs sejarah seperti yang terjadi hari ini, kurangnya cacatan tentang sejarah lokal, serta pembelajaran sejarah yang kurang di sekolah-sekolah, mengakibatkan siswa melupakan hal ini,”ucapnya.

Pihaknya, lanjut dia, mengharapkan Pemerintah Aceh hari ini sadar akan keadaan seperti ini. “jangan sampai aceh menjadi daerah yang hilang akan indetitas bangsanya. Jika kondisi terus dibiarkan maka buka tidak mungkin hal ini terjadi,”tutur Fitriani.

Pentingnya Peran Pemerintah
Menurut Drs. Mawardi Umar, M. Hum. MA, sejarahwan Aceh, bahwa sikap masyarakat Aceh ini telah menjadi kelemahan yang berakibat fatal. Pemerintah Aceh diminta dapat menyadari hal ini dan melakukan beberapa perubahan dimasa yang akan datang.

“Menjaga situs sejarah memang kewajiban semua masyarakat. Tetapi, Pemerintah Aceh dalam hal ini memiliki peran yang besar. Jika tindakan ini tidak dilakukan oleh pemerintah, maka keterpurukan seperti sekarang akan bertahan selamanya,”jelas dia, kepada penulis beberapa waktu lalu.

Dirinya mengakui, bahwa dalam hal menjaga sumber-sumber serta peninggalan sejarah sebenarnya merupakan kewajiban semua pihak. Namun pemerintah dinilai memiliki peran terpenting dalam permasalahan ini.

“Hal ini karena pemerintah memilki wewenang dan kemampuan untuk hal ini. Jika sikap ini telah ada, maka msyarakat tinggal mengikuti aturan yang sudah ada. Kondisi seperti ini harus segera diubah,”ucap Ketua Jurusan FKIP Sejarah Unsyiah ini lagi

Dibeberapa kota besar dunia, tambah dia, perawatan sejarah dinilai salah satu hal terpenting. Kota Paris misalnya, biarpun telah berperadaban tinggi, tetapi sejumah bangunan dasar yang memiliki nilai sejarah tetap dipertahankan hingga kini.

“Namun ini terjad sebaliknya di Aceh. Keadaan seperti ini sangat disayangkan,”tandasnya.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Rusdi Sufi, Ketua Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA). Menurutnya, jika daerah lain di nusantara, banyak mitos yang menjadi sejarah, maka di Aceh banyak sejarah yang kini menjadi mitos.

“Hal ini terjadi karena stus-stus sejarah tidak ada perawatan. Sehingga ketika kenjadian sejarah masa lalu kembali diceritakan pada generasi sekarang, tanpa ada bukti sejarah yang masih tertinggal, maka mereka akan menganggapnya sebagai mitos,”ucap dia.

Dirinya berharap Pemerintah Aceh menyadari akan persoalan ini. Hal ini dinilai sebagai salah satu cara untuk menjaga indentitas daerah Aceh dimata Negara-negara lain dunia.

Peran yang kuat dan pro aktif dari pemerintah dinilai sebuah keharusan untuk menyelamatkan asset-asset sejarah yang tersisa. Jika masih diam diri seperti sekarang, maka bukan hal yang mustahir, kenjadian yang ditakutkan, bahwa Aceh menjadi bangsa yang lupa akan sejarah bangsanya, akan terjadi.

Sumber : http://aneuksejarah.blogspot.com

Senin, 07 Mei 2012

Tutorial Cara Membuat Image Abstrak Dengan Photoshop

Perlu diingat bahwa akan hampir mustahil untuk menduplikasi objek tepat ini, tapi tutorial ini akan memberikan panduan untuk menciptakan objek unik Anda sendiri. Anda harus berakhir dengan sesuatu seperti ini.


Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah men-download kuas ditetapkan untuk tutorial ini. Anda dapat men-download gratis Trans brushes dari Brusheezy.com dengan mengklik di sini ..


Buka Adobe Photoshop dan buat dokumen baru 700 × 700.



Isi layer dengan latar belakang hitam (# 000000) dan pilih alat kuas.



Load set kuas yang baru saja Anda download dengan mengklik drop-down di sebelah sikat> titik panah kanan> pilih Load brushes.




Pilih Trans brushes dan beban mereka. Anda akan melihat kuas yang baru muncul di bagian bawah kuas set.




Reset kain warna putih sehingga warna latar depan dan hitam adalah warna latar belakang. Buat layer baru dan menggunakan beberapa kuas untuk menciptakan bentuk abstrak. Ketika Anda melukis dengan kuas ini, jangan tarik mouse seperti biasa. Daripada klik sekali untuk menciptakan bentuk. Sebenarnya tidak ada ilmu pengetahuan untuk ini. Pertama, saya akan menggunakan kuas 305 untuk membuat ini.



Berikut saya akan menambahkan sedikit lebih banyak dengan #213.



Kemudian saya akan gunakan untuk membuat #215.



Untuk menyelesaikan bentuk ini saya akan menyeka beberapa kali dengan brushe yang bernomor 380 untuk saya.



Seperti saya katakan sebelumnya, tidak ada cara diatur untuk melakukan ini, baru muncul dengan bentuk yang Anda inginkan. Sekarang untuk menambahkan sedikit warna saya akan apel ungu menyala. Klik kanan pada lapisan dalam lapisan dan pilih blending options.



Terapkan cahaya luar menggunakan warna # 7200ff.



Saya juga menambahkan cahaya batin yang sama menggunakan warna # 7200ff.



Menerapkan perubahan dan Anda harus mendapatkan sesuatu seperti ini.



Sekarang kita akan mendistorsi gambar menggunakan koordinat polar filter. Klik Filter> Distort> Polar koordinat.



Pastikan bahwa Rectangular To Polar yang dipilih dan klik ok



Anda akan mendapatkan sesuatu seperti ini.




Di mana objek terletak di kanvas akan efek bagaimana terdistorsi. Jika Anda tidak suka dengan cara itu keluar, membatalkan filter dan memindahkan objek. Kemudian cobalah untuk menerapkan penyaring lagi. Mine terlihat ok, tapi saya pikir ini adalah sedikit kabur.

Saya akan menerapkan Smart Sharpen filter untuk mempertajam atas gambar. Klik Filter> Sharpen> Smart Sharpen




Anda harus bermain dengan pengaturan untuk melihat apa yang tampak yang terbaik bagi Anda, atau Anda dapat mengabaikan langkah ini sepenuhnya. Berikut adalah apa yang saya pakai.




Ini adalah gambar saya yang terlihat seperti sekarang ..



Itu semua yang diperlukan untuk membuat bentuk abstrak yang sederhana dengan menggunakan kuas. Jika Anda melakukan pencarian secara online Anda dapat sebagian besar sikat bebas untuk bermain-main dengan. Anda juga dapat menambahkan teks untuk hal ini dan membuat menjadi latar belakang atau sesuatu.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...